Jumat, 19 Juni 2015

The Most Excellent



"...sesungguhnya Engkau Maha kuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha mengetahui perkara yang gaib".

Kira-kira itulah cuplikan dialog ku malam ini dengan Allah. Ada pekara yang sangat emosional, mampir di pelataran. Tidak seperti sebelum-sebelumnya, ini seperti aku ingin mengatakan tidak, tapi tak sepatah kata pun keluar dari mulut ku. Dia kaku, beku.

"Siapa aku ini? Hingga lancang tidak melibatkan Allah dalam urusan yang sedang aku hadapi". Ada sebesit marah. Hati dan akal yang tadinya tenang, tiba-tiba badai menghempas. Bergoyanglah akal dan hati kesana kemari, gelisah. "Pantas saja — ku pikir". Aku tidak melibatkan Allah dalam urusan ini. "Siapa aku ini yang lancang tidak melibatkan Allah?" Langkah-langkah kecil akhirnya ku buat malam ini, untuk mendiskusikan beberapa hal denganNya.

Tibalah akhirnya aku duduk bersimpuh, membicarakan proposal yang telah aku adukan kepadaNya beberapa hari yang lalu. Aku sampaikan kepadaNya. "Wahai Allah, aku telah menyampaikan proposal hidup ku kepada Mu. Tentu tanpa itu pun — aku yakin — Engkau sudah merencanakan hal-hal indah untuk ku. Tapi ini adalah upaya ku untuk berdiskusi; berikhtiar; berdoa, seperti yang Engkau perintahkan kepada hamba Mu. Engkaulah yang berhak mengACC atau tidak proposal ku. Engkau Maha kuasa sedangkan aku tidak. Engkau Maha tahu sedangkan aku tidak, dan Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib. Aku? Engkau tahu jika urusan ini tidak sepintasan mimpipun singgah di malam-malam lelap ku. Tidak ada poin dalam proposal hidup ku tentang urusan ini. Tapi tiba-tiba dia hendak bertamu dalam teras hidup ku. Ada rasa keterpaksaan — saat ini — untuk melukisnya dalam kanfas hidup ku. Apakah ini adalah ujian keimanan dari Mu, Wahai Allah? Sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk ku, agama ku, dan kehidupan ku, serta (lebih baik pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagi ku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Namun, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk ku, agama ku, dan kehidupan ku, serta (lebih buruk pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini dari ku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untuk ku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya".

Kini tinggallah rasa ikhlas atas segala keputusan. Aku yakin, Allah punya rencana yang lebih indah untuk ku. Seindah apa pun aku merencanakan perjalanan hidup ku, rencana Allah tentu jauh lebih indah. Tidak ada tandingannya. God's plan is the most excellent (bahasa Inggrisnya bener gak yah? ^_^ ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar