Selasa, 09 Juni 2015

Merahasiakan Rintik Hujan


Di penghujung Bulan Mei. Dan kamu, hey kamu, selamat datang Bulan Juni.
Ada hujan yang telah menghapus jejak-jejak rindu. Melarutkan sajak-sajak rindu dalam sebuah doa. Bukan kata tapi doa. Rindu yang merintik di atas dedaunan, meresap ke dalam akar-akar pohon. Merahasiakan rintik rindu yang menjadi hujan. Mungkin itulah sebab kita harus berterima kasih kepada hujan. Rintiknya tak hanya menghapus jejak-jejak rindu, tapi juga merahasiakannya dalam doa. Merubah cinta penuh nafsu menjadi cinta yang mulia.

Untuk saat ini, ada yang harus tetap menjadi rahasia ku denganNya. Tidak semua yang kita rasa harus diungkapkan, bukan? Biar saja untuk saat ini, ekspresi rindu itu adalah doa. Seperti Ali yang merahasiakan cintanya kepada Fatimah. Dan biar saja untuk saat ini, kita nikmati luka dan patah. Saat seolah tak peduli dan acuh melihat mu jatuh. Meski hati merasakan perih melihat ranting yang patah. Sakit memang, tapi bukankah rasa sakit ini sebanding dengan cinta yang mulia? Cinta yang berbuah surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar