Jumat, 06 Februari 2015

Mengapa Pejuang Perbatasan​?

Ngapain pake nama "Pejuang Perbatasan"? Mentang-mentang rumahnya deket sama perbatasan, pake nama penanya "Pejuang Perbatasan".

Nama yang aneh memang untuk sebuah nama pena. Tapi bukan tanpa alasan aku memakai nama ini, "Pejuang Perbatasan". Bukan karena rumahku yang berjarak kurang lebih satu jam untuk sampai di perbatasan Jawa Barat. Aku menggunakan nama "Pejuang Perbatasan" karena terinspirasi dari sebuah ayat dalam akhir QS Ali Imran ayat 200. Tepat di ayat terakhir. Lagi-lagi menjadi perbatasan sebuah surat di dalam Al-Qur'an.

Benar-benar sebuah hal yang kebetulan bukan? Pertama, jika melihat pada peta (kata temanku, Majenang-Cimanggu gak masuk peta), rumah kediaman kedua orang tuaku (tempatku dilahirkan) berada persis di perbatasan Kecamatan Cimanggu-Majenang. Kedua, selain berada di perbatasan kecamatan, rumahku juga cukup dekat dengan perbatasan Provinsi Jawa Barat-Jawa Tengah. Cukup satu setengah jam menggunakan sepeda motor. Dan yang ketiga, ternyata inspirasi ayat Al-Qur'an Ali Imran: 200 juga berada di akhir dari surat ini. Dimana Allah jadikan ayat ini sebagai penutup Surat Ali Imran yang di dalamnya menjelaskan tentang syarat-syarat kemenangan. Pertama adalah bersabar; kedua, meningkatkan kesabaran; ketiga, bersiap-siaga (Murabathah); dan keempat bertaqwa kepada Allah. Dan jika kita baca terjemahannya atau tafsirnya, maka ayat ini mengisahkan tentang (وَرَابِطُو) sebuah perintah dari Allah untuk bersiap-siaga (di perbatasan negeri).

Murabathah, kata dasar dari rabithu (رَابِطُو) yang terdapat dalam ayat di atas, berarti tetap dan kukuh di tempat ibadah. Dalam tafsirnya Ibnu Katsir berpendapat bahwa murabathah artinya keteguhan dalam mendirikan shalat dan menjaga kehormatan Islam. Sehingga siapa lagi yang akan disebut sebagai penjaga kehormatan Islam jika bukan orang-orang beriman, para da'i, sang Pejuang Perbatasan? Dari sinilah aku terinspirasi untuk menjadikan "Pejuang Perbatasan" sebagai nama penaku. Sebuah nama pena yang akan memotivasiku untuk senantiasa mengingatkan sesama muslim, melalui sebuah tulisan "sederhana" yang dibuat dengan sepenuh hati. Wallahu a'lam!
Tapi ngomong-ngomong, waktu aku cek di peta, ternyata ada ko dua buah kecamatan yang bernama Cimanggu dan Majenang. Meski memang harus di zoom beberapa kali. Kalo tidak pecaya teman-teman bisa lihat sendiri di google maps. Bahkan Majenang-Cimanggu menjadi nama jalan nasional, "Jalan Majenang-Cimanggu". Keren lah pokoknya ^^