Sabtu, 28 Januari 2012

Rasulullah Tidak Pernah Pensiun

Usia Rasul benar-benar produktif hingga usia terakhir. Apalagi ketika diukur dengan imej sebagian orang hari ini. Kosa kata pensiun terlanjur lekat di benak mereka. Pensiun bagi sebagian orang bukan saja berhenti bekerja, tetapi berhenti juga produktifitasnya. Seakan tidak lagi menjadi orang penting di masyarakatnya setelah sebelumnya begitu sentral posisinya. Seakan hanya tinggal menunggu dua hal: kedatangan cucu dan kedatangan kematian. Tentu ini tidak benar.
Penelitian yang dilakukan di Amerika oleh para pakar dari The University of Maryland mengatakan bahwa mereka yang tetap beraktifitas setelah usia pensiun, menikmati kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak beraktifitas lagi setelah usia pensiun. Demikian juga keadaan psikologinya, lebih stabil.
Penelitian yang dilakukan di Inggris mendukung hal di atas. Dan menambahkan tentang hubungan antara penyakit pikun dan pensiun. Pikun yang masih dikategorikan sebagai penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu diteliti untuk dicari hubungannya dengan berhentinya aktifitas produktif setelah usia pensiun. Hasil penelitian pada 1320 orang yang sudah pikun dan 382 orang yang berpotensi pikun itu adalah: ada hubungan antara terlambatnya seseorang pensiun dengan terlambat datangnya penyakit pikun. Karena otak masih terus aktif. (sumber: aljazeerah.net dan kaheel7.com)
Subhanallah...Islam memang tidak pernah mengenal usia pensiun. Lihatlah dua ayat berikut ini,

Jumat, 27 Januari 2012

Manisnya Iman (Halawatul Iman)

Sore ini kebetulan, rasanya ingin sekali membuat teh manis untuk menemani waktu sore ini. Diaduk-aduk, dan hmmmmm.... Alhamdulillah, nikmat sekali.. Sembari sedikit demi sedikit menyeruput teh manis dan hangat buatan sendiri, jari jemari ini ingin sekali rasanya menulisakan tentang Halawatul Iman. Mungkin, sedikit tapi semoga bermanfaat. Bismillah....

Manisnya Iman (Halawatul iman)?
Rasulullah Saw bersabda: "Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya niscaya dia memperolehi kemanisan iman (yaitu) Allah dan Rasul-Nya adalah lebih dia cintai daripada selainnya (Allah dan Rasul), dan dia mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran (maksiat) sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam api." (HR Bukhari dan Muslim).

Rabu, 25 Januari 2012

Melanjutkan Estafet Perjuangan

Belum separuh jalan aku lalui perjalanan ini, namun sudah aku melihat hiruk pikuk ramainya sebuah persaingan nyata. Bukan hanya persaingan untuk menjadi yang terbaik semata, jika kita pahami itu adalah sebuah persaingan gagasan. Tak pernah aku duga selama ini, aku akan terlibat di dalamnya, tapi bukan berarti tulisan ini adalah tanda penyesalan. Melainkan sebuah goresan semangat, goresan yang menceritakan tapakan kakiku selama ini. Tapakan kaki yang mempertemukan aku dengannya. Dia yang selama ini aku cari, yaitu sebuah perubahan.

Ku injakkan pertama kali kaki ini pada sebuah halaman yang luas, terbayang masa depan akan sebuah kesuksesan. Aku mimpikan diriku kan jauh lebih hebat dari sebelumnya, memuncaki sebuah tangga peradaban arena ilmu pengetahuan. Sebuah gambaran akan kegemilangan ilmu di dalamnya, karena di sanalah aku kan berkarya dan kan ku goreskan prasasti sejati. Tak sedikitpun terbesit aku kan mundur begitu saja dari arena karya. Arena yang dahulu membesarkan namaku dari bangku sekolah dasar. Ku naiki sedikit demi sedkit tangga itu, hingga ku peroleh sedikit titik puncak dari sebuah tangga emas, prasasti sejati ku peroleh di akhirnya.

Selasa, 24 Januari 2012

Aku dan Kawanku "Sebuah cerita"

Siapa yang pernah menginginkan jika dirinya memiliki sebuah penyakit?
Saya rasa tidak ada satupun orang yang menginginkannya. Setiap orang ingin memiliki tubuh yang kuat, sehat, dan tidak menjadi orang yang lemah. Namun ini sudah menjadi sunatullah, mau atau tidak kita harus siap menerimanya. Pasti akan banyak hikmah dari setiap yang Allah kehendaki pada setap makhluknya. Seekor semutpun pasti tidak ingin dirinya mudah terbunuh, sehingga saat dalam kondisi bahaya dia akan berlari atau menggigit kulit individu lain. Begitu juga dengan ular, dia akan bersusah payah untuk melindungi dirinya dengan taring beracunnya atau dengan lilitan mematikannya. Mungkin jika Allah memberikan tangan dan kaki pada mereka, mereka akan menggunakannya untuk mencakar, menunju, atau bahkan menendangn lawannya. Pun makhluk atau organisme yang tidak memiliki anggota tubuh sempurna, pasti dia juga menginginkan kondisi tubuh yang sempurna. Sekali lagi, pasti akan ada hikmah dibalik yang Allah gariskan pada makhluknya.

Makna Pendidikan

Sedikit tergelitik ketika saya ditanya, tentang susahnya mencari nilai. Bukan satu dua kali ini saja, beberapa kali, bahkan ketika saya menjadi mahasiswa baru. Kakak-kakak tingkat yang selayaknya memberikan motivasi dan spirit, justru mereka malah memberikan gambaran  menakutkan dari jurusan yang saya masuki. Bagi saya, itu sangat menggelitik.

Ketika saya menuliskan catatn ini, jadi teringat tokoh Rancho atau Wangdu nama aslinya dalam film "3 idiots". Dia berhasil membebaskan dirinya dari tekanan universitas yang sangat menekankan pada hasil dalam bentuk simbol nilai, peringkat, dan yang sangat inspiratif adalah tentang dua metode belajar dari Rancho dan Chatur. Chatur yang menggunakan metode menghafal, dan Rancho yang berhasil menggunakan metodenya untuk memahami dan mencintai yang dia pelajari. Sampai tertawa pula ketia dia mengatakan, "Sekolah tidak membayar, tapi perlu seragam." Dia berhasil menunjukkan bahwa kegigihan dan kecintaannya pada ilmu "mesin" telah membawanya pada sebah kesempurnaan.

Senin, 23 Januari 2012

Paradigma Kaderisasi

Sehebat apapun sebuah gerakan atau organisasi jika tidak memiliki kaderisasi yang baik, maka akan menjadi sebuah bom waktu yang siap meledak kapanpun. Kita sama-sama tahu bahwa usia manusia itu terus bertambah, dan semakin bertambahnya usia seseorang maka dia akan semakin renta dan kemudian mati. Hilang...!! punah...!! ketika sebuah gerakan atau organisasi itu tidak memiliki kaderisasi yang baik. Kaderisasi itu bukan dalam rangka open rekrutmen saja atau ngajak orang gabung kemudian terserah dia selanjutnya mau ngapain. Sekali lagi bukan itu kaderasi.

Setiap organisasi (mari kita samakan saja organisasi) pasti membutuhkan sebuah kaderisasi untuk menciptakan generasi-generasi muda yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan kita. Sehingga membutuhkan sebuah kepercayaan dari seorang senior kepada juniornya untuk turut berkontribusi dalam menjalankan tujuan organisasi. Bukankah itu kita ini pasti akan ada masanya untuk usai dari jabatan kita.

Jujur, aku kagum padamu Akhi

Tak pernah aku duga sama sekali sebelumnya. Di balik senyum dan tawa itu kau sembunyikan sebuah luka yang kadang tergores tanpa kami sadari. Kau tutupi itu dengan canda dan tawamu yang riang, kau siapkan mental baja itu untuk gantikan tangis jadi tawa, gantikan luka dengan senyum indah, dan kau gantikan jerit itu dengan candamu. Aku kagum padamu...

Aku merasa begitu sangat bersalah ketika mengucapkan hal yang membuat luka itu tergores. Aku tak pernah sadari itu sampai seorang sahabat menceritakan hal yang sebenarnya padaku. Dia ceritakan tentang kisah hidupmu yang tak pernah aku duga sama sekali. Yang terlintas ketika cerita itu sampai di telingaku adalah, aku ingin ucapkan maaf padamu dan aku ingin lantunkan pujian untukmu yang tegar. Kau tak membiarkan dirimu kalah oleh kesedihan itu, oleh kesepian itu, oleh luka itu. Aku ucapkan maaf untukmu dan pujian kekagumanku padamu.

Sang Harimau

Sebuah kisah yang hadir dalam catatn harian kecilku. Sebuah kisah tentang seekor anak harimau kecil yang kehilangan induknya. Sendiri di tengah hutan belantara yang siap membunuhnya. Auman kecil bayi harimau sedikit mengusik seekor domba betina dalam kawanannya yang sedang melintasi hutan tempat bayi harimau itu berada. Dia merasa iba dan tak tega membiarkannya sendiri di tengah hutan itu. Dengan penuh iba akhirnya dia membawanya dan berjanji pada dirinya sendiri akan merwatnya, selayaknya anaknya sendiri.

Seiring bergulirnya waktu, bayi harimua itupun mulai tumbuh dan menampakkan bentuk keganasannya. Bersamanya, dia hidup bersama induk domba yang telah mempunyai seekor anak domba yang lucu. Dia merasa bahwa anak domba itu adalah saudaranya. Karena sejak kecil mereka hidup bersama dirawat oleh induk domba. Tumbuh dan terus tumbuh, dia merasa bahwa dirinya juga adalah bagian dari kawanan domba itu. Dia mengikuti papa yang dilakukan oleh domba-domba yang lainnya. Dia mengembik, makan rumput, dan kegiatan domba-domba lainnya. Tak sekalipun dia merasakan kalau dia adalah seekorharimau yang perkasa dan sang raja hutan.

Orientasi Kekuasaan “Belajar dari Khalid bin Walid”

Kholid bin Walid, adalah sosok yang sangat diharapkan oleh Rasulullah untuk dapat masuk Islam, hingga beliau berkata tentang Kholid, “Orang seperti dia tidak dapat dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan orang-orang Islam untuk melawan orang-orang kafir, maka kita haris mengangkatnya kedalam golongan pemimpin”. Memang bukan tanpa sebab Rasulullah mengharapkan demikian, memang karena bakat dalam perang. Khalid bin walid saat belum masuk Islam pun pernah berkata bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu. Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-’an itu adalah kalimat-kalimat Allah.
Khalid bin Walid adalah anak seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya.

Kejadian Inspiratif Saat Up Grading

Ketika ku dengar dan lihat sejanak, seakan aku tak percaya.
Begitu menghegemoninyakah emansipasi wanita?
Atau memang tiada batasan yang jelas jika menyangkut dengan Pekerjaan?

Sepenggal kisah saat aku bersama keluarga cintaku selesai melaksanakan agenda UP Grading, salah seorang berkata kalau supirnya ibu-ibu. Hmmmmmmmmm... Memang saat awal aku tak percaya, hingga kemudian saat kami sedang asyik membicarakan beliau, bus yang sudah cukup tua namun saya yakin masih punya tenanga untuk bolak-balik majenang-jogja atau jogja majenang, seolah mengesankan bahwa ibu-ibu supir bus itu panjang umur.

Mungkin tak begitu menarik dengan ibu-ibu yang manyetir bus itu, karena memang sudah banyak kita dengar di kota-kota besar seperti jakarta, bandung, dan jogja tentunya serta kota besar lainnya banyak ditemui supir atau bahkan tukang becak perempuan. (Tapi dahsyat juga saat ibu itu mengendalikan stir busnya, seolah dia siap untuk membawa kita dengan kecepatan penuh siap menuju kampus tercinta).