Senin, 23 Januari 2012

Kejadian Inspiratif Saat Up Grading

Ketika ku dengar dan lihat sejanak, seakan aku tak percaya.
Begitu menghegemoninyakah emansipasi wanita?
Atau memang tiada batasan yang jelas jika menyangkut dengan Pekerjaan?

Sepenggal kisah saat aku bersama keluarga cintaku selesai melaksanakan agenda UP Grading, salah seorang berkata kalau supirnya ibu-ibu. Hmmmmmmmmm... Memang saat awal aku tak percaya, hingga kemudian saat kami sedang asyik membicarakan beliau, bus yang sudah cukup tua namun saya yakin masih punya tenanga untuk bolak-balik majenang-jogja atau jogja majenang, seolah mengesankan bahwa ibu-ibu supir bus itu panjang umur.

Mungkin tak begitu menarik dengan ibu-ibu yang manyetir bus itu, karena memang sudah banyak kita dengar di kota-kota besar seperti jakarta, bandung, dan jogja tentunya serta kota besar lainnya banyak ditemui supir atau bahkan tukang becak perempuan. (Tapi dahsyat juga saat ibu itu mengendalikan stir busnya, seolah dia siap untuk membawa kita dengan kecepatan penuh siap menuju kampus tercinta).



Teringat sejenak dengan ibuku di rumah. Beliau yang saat aku izin pergi untuk kembali kejogja setelah rabu kemarin saya pulang kampung dan tentunya dengan sambutan luar bisa dari ibu, santap sup, tempe goreng, dan sambal pedas buatan ibuku tercinta. Apalagi saat menyantap ayam berkaldu, hmmmmmmm jadi mau pulang lagi nih....

Berbeda sekali dengan karakter ibuku yang tentunya sangat lembut, beliau bisa mengendarai sepeda motor saja baru saat aku menginjak usia 19 tahun (Tapi masih belum lancar juga sih, hehehe...), sedangkan ibu-ibu supir bus itu, hmmmmmmm sudah sangat mahir dengan stir busnya. Mungkin saja tak hanya ibuku, aku sendiri juga masih belum lancar jika disuruh nyetir mobil. (Pengen nih belajar nyetir, kali aja bisa punya mobil keren, amin...).

Jadi poinnya bukan sekedar bisa nyetir atau tidaknya, coba bayangkan jika calon istri kita nanti atau anak putri kita nanti jadi supir bus atau tukang narik becak, atau tukang ojek mungkin, apakah kita akan setegar saat memuji ibu-ibu supir bus itu?

Jika memang emansipasi wanita itu sudah sangat menghegemoni, apakah layak jika seorang perempuan menjadi supir bus?

Apa memang sudah tidak ada lapangan pekerjaan yang lebih layak untuk perempuan?
Memang jika difikir-fikir lebih baii menjadi supir bus daripada harus menjadi TKI/TKW di negeri orang. Belum tentu kita akan mendapat perlauan selayaknya manusia. Tentu masih segar dalam ingatan kita dengan para TKI Indonesia yang terdampar di bawah jembatan (saudi Arabia) atau masih juga terngiang dengan para TKI yang pulang hanya tinggal jasad dan beberapa potongan kayu yang tersusun rapi untuk membawa jasad itu bertuliskan nama X alamat Y.

Sepenggal kisah saat aku bersama keluarga cintaku selesai melaksanakan agenda UP Grading yang sungguh membuat aku semakin yakin bahwa Allah tidak akan merubah keadaan, kecuali dia berusaha untuk merubahnya.

Semoga sepenggal kisah ini bermanfaat, afwan jika banyak kata atau penulisan yang salah.
Semangat perbaikan, semangat inovasi, percaya diri, kita pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar