Rabu, 22 Januari 2014

Siapa Tahu Isi Hati?

siapa tahu isi hati?
aku memulainya dengan ini, mungkin akan mewakili banyak hal tentang hatiku.

di kalimat-kalimat smsmu, aku tahu engkau rindu begitu juga denganmu bapak. karena aku ternyata juga merindukan kalian dan adikku yang meminta kakaknya membelikan baju basket yang aku lupa klub mana yang harus aku beli. dia ternyata juga merindukan aku, kakaknya yang kadang di rumah rame karena berantem dan saling ejek.

saat tanggal 20 januari lalu, bahkan kalian sms kepadaku mengingatkan aku tentang hari lahir bapak. hehe... aku jawab itu sebagi pembuka. tahukah engkau bapak, ibu?

aku ingin tahu, seberapa rindu kalian padaku, karena aku juga rindu kalian. meski setiap kali ibu tanyakan kapan pulang, emang ga kangen? dan aku hanya menjawab pertanyaan selain pertanyaan yang kau ajukan itu. aku berfikir ingin bermain-main dalam jarak dengan kalian. meski dalam dekat aku sungguh malu untuk melakukan ini. bahkan mengakui rindu pada kalian aku harus menulisnya di sini, di tempat yang kalian takkan membacanya.
aku juga tahu saat engkau menanyakan kapan aku menyelesaikan studiku, engkau telah merindukan masa depanku. tahukah engkau bapak, ibu?

aku punya cita-cita yang kadang saat aku sampaikan mungkin kalian tak memahaminya. aku maklum dengan itu, karena kadang aku sendiri bingung bagimana aku akan mencapainya. hehe.. sekali lagi kadang aku akan menghela nafas, lalu tertawa dalam hati bersama jiwaku yang satunya. akhirnya aku hanya mengobrol dengannya dalam diam panjangku. mungkin karena memang aku kesepian di sini atau memang itulah keautisanku selama ini. sekali lagi aku menghela nafas dan mentertawakan keautisanku ini.

sudah baikkan kalian di sana?

aku di sini mengkhawatirkan keadaan kalian, meski aku sendiri bingung harus berbuat apa ketika ada di sana. bukan karena aku tak mengerti apa-apa, tapi karena itulah aku. bingung dan kadang hanya mengikuti yang kalian mau dariku, tapi aku rindu dengan itu. aku hanya rindu... jarang sekali aku menyampaikan ini pada kalian. mungkin rasa ini baru terasa saat-saat terakhir ini. bahkan aku merelakan malamku untuk menuliskan ini, meski kalian tak bisa membacanya.

siapa tahu isi hati?
bahkan meski telah aku sampaikan, tak akan ada yang mengerti sampai kata keluar dari persembunyiannya. aku pernah menyampaikan tentang ini pada seseorang. aku baru tahu rasanya sangat-sangat merindukan kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar