Selasa, 04 November 2014

Tetaplah Bergembira

Ada dalam kaidah fiqih berbunyi "Al amru idza dhoqat tasaa’ wa idzat tasaa…… Urusan itu kalau menyempit dia meluas, kalau meluas dia menyempit"
Itulah sebabnya ketika seluruh pasukan Khandaq sedang mengepung Madinah dan Rasulullah hanya mendapatkan sisa waktu 6 hari untuk bergerak membangun parit dengan lebar 6 m dan dalamnya 3 meter dan harus menutupi setengah kota madinah di tengah musim dingin. Dan yang mereka hadapi 10.000 pasukan koalisi.
Begitu tegangnya -begitu sempitnya- situasi ini sampai-sampai Allah menurunkan satu surat khusus dalam Al-Quran, surat Al-Ahzab. Coba perhatikan al quran melukiskan situasinya dalam bentuk lukisan fisik… (QS Al-Ahzab:10-11).
Wa idz zaa ghotil abshar (dan ingatlah tatkala mata kalian membelalak), wabalaghotil qulubul hanajir (dan jantung kalian sudah sampai tenggorokan), wa tadzunnuna billahidzdzununaa (dan kalian mulai menduga-duga yang buruk terhadap Allah), hunaalikab tuliyal mu’minun (ditempat itulah, di waktu itulah orang-orang mu’min diuji), wazulzilu zilzalan syadida (dan mereka digoncang segoncang-goncangnya).
Sangat jelas bagaimana sempitnya kondisi kaum muslimin saat itu.
Tahukah bagimana kondisi Rasulullah dan para sahabat saat itu? Dimanakah Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Dan kapan situasinya Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Justru ketika mereka semuanya sedang terkepung. Latuftahannar ruum…!!
Janji kemenangan itu hadir di saat kondisi sedang sangat sempit. Latuftahannar ruum…!!
Yang akan memenangkan pertempuran ini bukanlah siapa yang "mengalahkan" lebih banyak, tapi siapa yang bisa bertahan hidup lebih lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar