Senin, 12 Januari 2015

Tanggung Jawab dan Cinta

Pernah mendengar dua istilah ini? Ambil pusing dan tidak ambil pusing. Sebenarnya dua istilah ini hanya dibedakan oleh dua kata. Yang dengan dua kata itu akan menjadikan keduanya menjadi beda makna. Entah siapa yang pertama kali menggunakan dua istilah ini. Tapi akhir-akhir ini aku sedang disibukkan dengan dua istilah ini.
Ada yang harus aku jelaskan dari dua istilah yang telah tega membuatku sibuk. Secara subjektif, kedua istilah ini akan aku jelaskan dengan sudut pandang positif dan negatif saja. Dalam arti keduanya akan aku kaitkan dengan karakter, tanggung jawab, dan cinta seseorang.
Pertama yang akan aku jelaskan adalah tidak ambil pusing. Seperti pada penjelasan sebelumnya, hal ini berkaitan dengan karakter, tanggung jawab, dan cinta seseorang. Ada orang-orang di sekeliling kita yang memiliki tipe ini. Tidak mau ambil pusing. Orang pada tipe ini memiliki kecendrungan menyepelekan. Ini berbeda dengan berfikir sederhana. Orang yang berfikir sederhana adalah orang yang memiliki pemikiran efisien dan memiliki kecendrungan solutif. Tapi orang yang memiliki kecendrungan menyepelekan, dia lebih cendrung menganggap semua enteng, tidak solutif, dan terlalu menggantungkan semuanya pada orang lain. Benar kita adalah makhluk yang tak bisa hidup sendiri. Tapi bukan berarti semua kita gantungkan kepada orang lain. Menganggap setiap orang akan dapat memaklumi semua sikap kita yang cedrung menyepelekan itu. Orang semacam ini sangat jelas tidak memiliki rasa tanggung jawab. Dan rasa cinta kepada tanggung jawabnya harus dipertanyakan. Bagaimana mungkin seorang yang bertanggung jawab dan memiliki rasa cinta, sangat abai dan menyepelekan.
Istilah yang kedua adalah ambil pusing. Istilah ini berkebalikan dengan istilah pertama yang telah aku jelaskan. Orang yang ada pada tipe ini memang bukan hanya memiliki cara berfikir sederhana. Dia memiliki rasa tanggung jawab dan juga cinta. Saat seseorang pada tipe ini diberikan sebuah tanggung jawab, dia akan melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Tidak terpengaruh dengan kondisi sekelilingnya yang entah membantunya atau justru membiarkannya bekerja sendiri. Ada beberapa orang di sekeliling kita yang saat menerima bantuan justru membuatnya menjadi malas. Meski ada juga yang justru semakin bersemangat saat melihat ada banyak kepedulian. Begitu juga ada yang saat dia bekerja sendiri dan tak ada satupun yang peduli terhadapnya, dia akan menjadi bersemangat. Dia ingin menunjukkan bahwa dia tetap mampu bekerja walau hanya sendiri. Tapi ini adalah emosi yang entah berlandas cinta atau amarah. Dan saat itu ada orang yang saat dia sendiri malah menjadi tak bersemangat. Merasa kesepian hingga akhirnya dia mati. Posisi inilah yang disebut posisi netral.
Kondisi ini akan sangat dipengaruhi oleh hati yang memiliki rasa tanggung jawab dan cinta. Keduanya adalah sumber energi bagi kaki dan tangannya untuk begerak. Tidak mudah mengabaikan seberapa kecil monster yang ada di hadapannya. Tapi juga tidak terlalu merasa ketakutan saat menghadapi monster besar yang sedang dihadapinya. Cinta yang memiliki sumber yang benar akan menghasilkan energi yang besar. Sumber yang benar itu adalah Tuhan yang manciptakan rasa cinta itu. Mungkin cukup hati kita yang mengalah, merasakan rasa sakit. Sehingga tidak akan banyak hati yang dikecewakan dan disakiti. Lagipula beban di pundak sudah diukur oleh Tuhan pemilik seluruh rasa cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar