Senin, 01 Desember 2014

Kisah Hujan


Lagi-lagi tentang hujan. Dan dalam hujan, selalu ada warna yang ingin aku kisahkan. Kali ini aku ingin berkisah tentang jingga. Kamu tahu? Sore ini tak ada jingga. Meski tak ada jingga, hujan telah berkisah dari sejak malam tadi sampai sore ini.
Malam tadi, 29 November. Aku menikmati malam di Jalan Malioboro. Bukan tanpa alasan aku ada di sana saat itu. Aku baru saja dari Rumah Sakit. Ada kisah cinta malam itu. Laskar 9 akan segera punya ponakan baru. Lebih tepatnya saudara kami akan memiliki seorang bayi. Sudah sejak sore hari dia di Rumah Sakit. Tapi malam itu aku memutuskan untuk pulang dari Rumah Sakit. Dengan jalan kaki!
Langkah demi langkah aku tapaki sepanjang Jalan Malioboro. Dalam perjalanan pulang itu aku menemukan banyak kisah di pinggir jalan. Para seniman malam. Mengisi kekosongan dinginnya malam yang diguyur hujan tadi. Dan malam itu akhirnya aku tutup dengan guyuran hujan lebat. Basah semua, dingin tapi aku menikmatinya. Akhirnya aku bisa menikmati malam di Jogja lebih lama dari biasanya, dengan guyuran hujan lebat.
Kisah hujan berlanjut, 30 November. Hari ini, hujan! Berkisah seorang lelaki paruh baya padaku siang tadi. Lagi-lagi tentang kisah hujan. Hujan turun dari sore sampai pagi. Dan siang hujan rintik kecil sampai sore lalu hujan lagi. Padahal hari ini adalah hari istimewa bagi kakak perempuanku. Lebih tepatnya kakak tingkat satu jurusan denganku di kampus. Dia menikah hari ini. Oya dia juga adalah kakak perempuan (kali ini kandung) dari saudaraku di Laskar 9. Romantis bukan? Ada cinta di barisan perjalanan pagi sampai sore ini. Tunggu saja warna yang akan aku kisahkan dalam barisan tulisan selanjutnya.
November dipenuhi kisah hujan. Kisah hujan yang berlanjut sampai akhir November malam ini.
Hujan juga telah mengisahkan hadirnya jas hujan yang dipakai saudariku di Laskar 9. Model terbaru kata temanku. Jas hujan itu berwarna biru. Nampaknya warna kesukaannya. Lalu aku berujar pada teman lamaku itu. "Seperti kamu telah lama hidup di hutan." Teman yang sudah sangat lama tak bercengkrama, saling ejek khas kami dulu. Adikku meledek kepada kami. Kalian itu sedang sama-sama rindu. Mungkin saja kataku dalam hati. Nyatanya itu adalah pertemuan yang cukup panjang di antara kami setelah dua tahun terakhir kami tak ada komunikasi.
Sore di November ini. Tibalah sebuah pesan singkat dari seseorang yang sejak kemarin (29 November) ada di Rumah Sakit menemani istrinya tercinta. Boy, belikan aku madu untuk istriku. Istriku melahirkan. Sangat singkat dan sangat mengejutkanku. Tapi aku benar-benar bahagia. Aku punya "ponakan" baru. Laskar 9 punya ponakan baru. Akhirnya, lengkaplah kisah tentang hujan di November ini. Kisah hujan tanpa warna jingga di akhir November ini.

#Ra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar