beberapa hari ini sering menerima curhatan tentang pacaran. saya jadi
teringat beberapa tahun sebelum ini, ketika sang play boy ini tak kenal lelah
mencari peneman hati. membuatku menjadi teringat dengan sahabat-sahabatku di
sebuah organisasi MAN dahulu. cerita banyak hal, ujung-ujungnya adalah
menceritakan tentang teman-teman putri yang memikat hati. kadang tak sadar,
hati ini jadi sakit dan membuat hubungan persahabatan jadi renggang hanya
karena pacar. menyesal? mungkin iya.
mungkin saja menyesal...!!!
sebuah masa yang sangat berharga bagiku. menjalani keseharian sebagai
seorang pelajar dan layaknya suami. memikirkan sekolah, organisasi, pun juga
harus memikirkan pacar. bagiku sekarang hal ini sangatlah melelahkan. terkadang
banyak berbagai macam alasan muncul untuk memiliki pasangan sebelum menikah.
mulai dari mencari motivasi, teman berbagi suka-cita, persiapan sebelum
menikah, dll. tapi tahukah kita? alasan untuk tidak pacaran jauh lebih banyak.
belum juga menjadi pasangan yang resmi dengan ikatan pernikahan, si-dia
sudah minta ini dan itu. dekat dengan lawan jenis sebentar saja, padahal karena
sebuah tugas sekolah atau organisasi membuat si-dia jadi cemburu, kemudian
marah-marah dan mengancam putus. so, apa yang akan dilakukan oleh pasangannya?
tak jarang dari mereka memilih mengalah dan menuruti permintaan pasangannya.
"rugi donk putus, padahal sudah banyak modal yang sudah dikeluarin untuk
dia" hehe... terkadang mengingat hal semacam ini di masa lalu, membuat aku
jadi tersenyum, kadang tertawa, bahkan ketika di saat tertentu menjadi
menangis. aku sangat menyesal...!!! sudikah calon istriku nanti rela menerima
aku yang dulu telah menambatkan hati pada pelabuhan yang kelam?
bagiku ini masa lalu dan sekarang saatnya menata masa depan yang lebih
cerah. sekali lagi, banyak alasan untuk tidak pacaran daripada memilih untuk
pacaran. "sibukkan dirimu dalam urusan agama, agar kamu tidak disibukkan
dalam uruusan kemaksiatan". bagiku ini adalah hal yang sangat tepat, tak
percaya? mari kita refleksi diri.
dalam kondisi tertentu tepatnya saat kita sedang nganggur, terkadang kita
lebih banyak melakukan khilaf-khilaf dan cendrung kita tak sadar kalau kita
melakukan hal-hal yang tidak manfaat. mulai dari ngerumpi, bicarain lawan jenis
yang membuat hati berdebar, dan tak jarang justru melakukan hal-hal yang
melanggar norma. bayangkan saja ketika kita disibukkan dengan aktivitas
belajar, organisasi, ngaji, atau kegiatan positif lainnya. prosentasi atau
peluang untuk melakukan hal yang negatif lebih sedikit daripada melakukan
hal-hal yang positif.
teringat dengan salah seorang teman, meski kami berbeda sekolah tapi kami
cukup akrab. dia menceritakan kisah asmaranya pada saya, tetapi dia selalu saja
gagal dan justru dia yang paling merasakan sakit. rugi ga tuh? "tanya saya
pada dia". saya menanyakan beberapa pertanyaan seputar kisahnya. salah
satunya adalah, "sudah tau sering sakit hati kalau pacaran, kenapa kamu
malah pacaran lagi?" diam.. dan dia mencari-cari alasan yang justru
akhirnya membuat dia dengan berat hati mengatakan, "iya sih, aku sering
sakit hati kalau pacaran. tapi kalau ga pacaran, gimana kita mau dapet jodoh
kalau ga ada ikhtiar?" Allah sudah menjanjikan pada kita, bahwa lelaki
yang baik akan mendapatkan perempuan yang baik pula, pun sebaliknya. lelaki
yang jahat, akan mendapatkan perempuan yang jahat pula. masih ragu? saya rasa
ini adalah sebuah keadilan Allah. Dia telah memastikan kita akan mendapatkan
pasangan/jodoh dengan ikhtiar kita menjadi orang yang baik. gampang dan simpel,
dan tak perlu pacaran yang justru sering menyita waktu dan sering membuat sakit
hati dan "galau".
pengalaman adalah guru
yang terbaik. tetapi, mungkin hal ini jangan menjadikan dalail bagi kita untuk
mencari pengalaman berpacaran. barangkali saja ketika kita sedang mencari
pengalaman itu, justru setelahnya sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita
untuk sadar dan menyesali pengalaman buruk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar