Sabtu, 08 Desember 2012

Surat untuk Adikku

adikku sayang, entah apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu saat ini. aku sendiri tidak mengetahuinya, tentunya hanya engkau dan Allah yang tahu "apa yang sedang terjadi dengan dirimu?"

aku sebagai kakakmu, meminta maaf karena sampai hari ini, aku belum dapat menunaikan tugasku sebagai kakakmu. aku juga minta maaf atas segala kesalahanku padamu, tak jarang aku meinggalkanmu dalam sebuah penantian, berharap kakakmu ini dapat selalu menemanimu. namun sekali lagai ini salahku, aku terlalu sibuk dengan amanahku. aku lupa engkau juga punya hak untuk mendapatkan perhatian dariku.
tapi, biarlah ini menjadi refleksi kita dan sebagai bahan untuk memperbaiki pribadi kita.


adikku, engaku masih terlalu muda untuk terjerembab terlalu jauh kedalam lubang itu. yang aku kenal sebagai kakakmu, engaku itu anak yang cerdas, bahkan jauh melampaui kakakmu ini. aku masih ingat saat engkau masih SD dahulu, prestasimu jauh di atasku. semangat belajarmu sangat luar biasa. engkau sangat ingin melampauiku waktu itu, padahal bagiku, engaku sudah jauh di atasku saat aku seusiamu. aku belum dapat menyamai yang engkau dapatkan kala itu. namun sekarang, aku melihat sisi lain darimu. engkau sangat jauh berbeda dengan seorang rafly yang aku kenal dahulu. entahlah, mungkin karena perbedaan jarak dan aku sendiri yang jarang pulang. tapi bagiku, kini semangat belajar itu semakin menurun. engkau sibuk dengan lebih sibuk dengan huruf-huruf dalam HPmu daripada huruf-huruf penuh ilmu dalam bukumu. engkau juga terlalu sibuk dengan musik-musik dalam HPmu, daripada sibuk dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dahulu kala kecil engkau pelajari.
aku sedih adikku, kau adikku satu-satunya. kau adikku yang sangat berharga bagiku. aku selalu rindu dengan rindumu padaku saat aku akan pulang. maafkan aku sekali lagi karena jarang sekali pulang. aku berjanji, akan segera menunaikan hakmu yang dulu aku abaikan. adikku sayang, ibu dan ayah telah cukup tua untuk menemanimu meniti jalan kehidupanmu. namun sabarlah, beliau tentu takkan membiarkanmu terjerumus terlalu dalam ke dalam lubang itu. beliau mengutusku untuk membantu membimbingmu. tentu aku sadar, ini adalah tugas yang seharusnya aku tunaikan sejak lama.

sekali lagi, maafkan aku.
adikku, aku punya mimpi, kelak kita akan bersama membahagiakan ibu dan ayah kita. kita bersama-sama mengukir senyum yang indah dalam raut wajah yang telah dimakan usia.
adikku, hanya sedikit yang aku minta darimu. kembalilah untuk semangat belajar dan tentunya ibadahmu.
maafkan aku adikku, aku sayang kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar