Sabtu, 12 Juli 2014

Biarlah Prosa-prosa Tuhan yang Menghiasi Hati

prosa-prosa itu telah hilang dari hati
saudah tak ada bekas sedikitpun disini
yang ada adalah kata demi kata yang tak ada makna
kau tahu kenapa?
karena tak sedikitpun ada cinta lagi yang tersisa untukmu
aku telah menghabiskannya untuk Allah
jadi kini aku mati rasa
aku mati rasa jika hanya sekedar mencintai ciptaanNya
aku mati rasa jika hanya sekedar merindu ciptaanNya
biarlah hati ini hidup dan tersiram sejuknya embun cayhaya iman
yang dulu jasad ini subuk dengan urusan dunia
ruh yang melayang karena haus tanpa iman
biarlah prosa-prosa ilahi yang mengisi relung hati
agar hati ini dipenuhi iman
agar cinta ini kembali pada fitrahnya
pada kemimanan, ketundukan pada penciptaku
yang Dia sungguh menggenggam jiwa dan jasad ini
biarlah waktu dan kehendak yang berlaku adalah atas kuasaNya
bukan atas keserakahan atas dunia
atau keinginan pribadi semata tanpa rasa sungkan pada Tuhan yang menciptakan
jikalah waktu tersisa hanya sebelum matahari terbit di ufuk
biarlah iman yang akan memenuhi hati
dan Allah lah yang terucap di bibir saat ruh tercerabut dari ubun-ubun atau sekehendak izrail akan memulainya darimana dan berakhir dimana
agar jasad dan jiwa ini kembali dalam kefitrahan
agar tak tersesat dan jatuh kedalam naar
agar dapat kembali pada pangkuan Ilahi yang dirindu
biarlah waktu yang tersisa penuh dengan nikmatnya iman
yang tentu tak semua hamba merasakan
yang tentu hanya yang Dia kehendaki yang merasakan
oh... Allah, bimbinglah aku

Sajak cinta
Dalam perenungan di pojok pengaduanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar