Entahlah saya merasa sangat bingung ketika akan menuliskan sebuah
paragraf demi paragraf untuk menyusun sebuah tulisan yang berkesan.
Mungkin karena bukan bakat saya dalam bidang kepenulisan. Beberapa kali
mengikuti PKM tak lolos, berbeda sekali saat di Madrasah Aliyah dulu.
Menulis serasa sudah menjadi kebiasaan, karena hampir kegiatan saya di
masa itu adalah melakukan penelitian ilmiyah bersama kawan-kawan KIR.
Guruku - Pak Ian panggilannya - adalah pembimbing faforit kami. Guru
serasa menjadi teman dan ini tak mengurangi rasa hormat kami pada
beliau. Baru saja beberapa waktu yang lalu mendapatkan kabar gembira,
beliau telah memiliki seorang putra. "Semoga menjadi anak yang shalih,
pinter kaya bapak dan ibunya, dan pokonya yang baik-baik deh doanya",
saya ingin sekali silaturahim ke rumah beliau, tapi rasanya belum bisa
dalam waktu dekat ini. Kembali ke topik utama... (mang topiknya apaan?)
Kegelisahan sekali lagi menghampiri saya, mengapa saya bakat menulis saya hilang? (mang sejak kapan punya bakat menulis?)
Merenung,
ternyata memang karena saya jarang membaca atau bisa dikatakan kualitas
bacaan saya sangatlah kurang. Mungkin yang saya baca hanya komik,
cerita-cerita pendek, atau kisah, atau mungkin lebih banyak nonton tv
dan dengerin musik daripada membaca. (mang punya tv di kos? kan tv antum
rusak)
Saya rasa inilah yang menyebabkan saya menurun kualitas
menulisnya, mungkin juga karena peralihan yang begitu lama. Ketika di
Madrasah Aliyah dulu, bacaan saya adalah buku-buku biologi, kimia,
matematika, fisika, yah pokoknya buku-buku ilmiyah yang hanya fokus di
bidang MIPA. Buku-buku sosial yang lain hanya saya anggap instrumen,
begitu juga buku-buku tentang agama. Meski saya di Madrasah Aliyah, tapi
serasa materi-materi itu hanya pelengkap bagi saya dan tak cuma saya,
banyak yang menganggap demikian. Kalaupun saya membaca buku-buku agama,
itu hanya pada saat mata pelajaran berlangsung atau saat mengaji di
rumah. Mungkin inilah salah satu penyebabnya, kualitas menulis saya
menurun, dulu tulisan saya berkutat di bidang MIPA dan hanya menulis
hasil penelitian, dan sekarang saat melihat banyak teman-teman yang
menulis tentang masalah sosial, atau mungkin tentang agama, politik,
saya serasa tertantang untuk mencoba dan memulai, tapi ya baru sebatas
ini kemampuan saya. Ada juga beberapa tulisan isi hati atau mungkin
pengalaman masa kecil, itupun saya jarang menulisnya. Saya menulis tema
seperti itu saat belajar Bahasa Indonesia di bangkus SD, SMP, dan MA.
Saya rasa tulisan apapun itu keren, apalagi orang seperti saya yang
barus mencoba menulis. Saya selalu mengagumi teman-teman yang
menulis dengan tema apapun. Bagi saya tulisan itu dapat menjadi sebuah
informasi, pesan tersirat, dapat menjadi hikmah bagi pembaca, nasihat,
dll..
Mungkin sudah ada beberapa tulisan yang saya
buat, tapi ketika saya baca ulang, kadang-kadang menemukan kata-kata
yang rancu. hehehe... maklum baru belajar, semoga masih dapat
diperbaiki. Bukan bidang saya bukan berarti saya tak bisa melakukannya.
Terkadang saya juga menulis untuk konsumsi pribadi, namun beberapa kali
saya mencoba merenung, barangkali dari hasil tulisan saya bisa menjadi
jalan hikmah bagi pembaca tulisan-tulisan saya, sehingga beberapa kali
saya meng-edit tulisan saya yang sebelumnya adalah untuk konsumsi
pribadi. Semoga saja bisa menjadi jalan hikmah yang akan Allah berikan
pada yang Allah kehendaki. Amin...
Meski hanya sedikit,
dua atau tiga paragraf atau malah terkadang tidak jelas mana
paragrafnya, yang pasti ketika tulisan itu kita niatkan untuk memberikan
jalan hikmah (kebaikan), insyaAllah isi dari pesan tulisan kita akan
tersampaikan. Terlebih ketika tulisan itu sarat akan nilai-nilai Islam,
subhanallah... semoga bisa menjadi jalan hidayah kepada para pembaca
yang Allah kehendaki.
Wallahu'alam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar