Minggu, 08 April 2012

Pesan berharga dari seorang kakak

Sebuah pesan berharga yang tidak terlupakan dari seorang kakak dan saudara,
"Walaupun proker itu penting, tapi jangan sampai proker itu membuat diri jadi kolaps. Namun juga jangan sampai terlenakan dengan ukhuwah. Berjalanlah seimbang..."
Jazakumullah akhi... Pesan yang sangat berharga bagiku, dan aku ingin berbagi pesan ini pada yang lainnya.

Hari ini kembali teringat perjuangan awalku di jalan ini. Jalan yang belum pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Jalan yang mungkin bagiku dalam posisi kejahilanku dulu, adalah merusak mimpi-mimpiku. Jalan yang ternyata mempertemukan aku dengan orang-orang dahsyat. Jalan yang merubah segalanya, cara pandang, pola pikir, tindak tandukku, dan beberapa hal lainnya. Subhanallah... Allahuakbar...!!!!

Hari ini aku ingin membaginya bersama yang lain. Membagi sebuah pesan berharga dari seorang kakak yang memberiku banyak inspirasi. Sosok yang di dalamnya ku menemukan jiwa seorang kakak bagiku. Sosok yang kehadirannya aku rindukan. Dia kini sedang menempuh jalan hidupnya di kota lain. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim... Lindungilah beliau, berilah keistiqamahan baginya untuk senantiasa teguh dalam jalan ini. Amin...

Kembali pada topik. Pesan itu ternyata sangat penting. Jangan sampai kita kolaps, baik jasadiyah, ruhiyah, dan fikriyah kita. Berjibaku dengan sebajibun proker tapi ternyata terkadang kita melupakan asupan ruhiyah dan jasadiyah, hingga akhirnya kolaps. Satu persatu lepas dan tak bisa terpegang kembali. Atau kita disibukkan dengan urusan ukhuwah tapi lupa pada urusan proker dan agenda pembinaan lainnya. Hal ini juga kurang baik, justru akan membuat jenuh. Tak ayal, ternyata banyak diantar pemimpin merenarpkannya dengan metode keotoriteran diawal dan memberikan kelonggaran pada akhirnya. Sedikit demi sedikit dalam wilayah kategori cukup urgent diberikan kelonggaran, dan terkadang diatur sedemikian rupa dalam wilayah yang lainnya. Misalnya dalam urusan pembinaan, asupan tsaqofah, atau pengecekan kondisi ruhiyah, pemimpin sedikit otoriter. Atau dalam wilayah ukhuwah internal lembaga, terkadang pemimpin cukup otoriter dalam penentuan agenda, terkadang juga sedkit melonggarkan seperti memimta pendapat pengurus lainnya. Ada wilayah khusus untuk dapat dikerjakan secara mandiri oleh pengurus, misalnya urusan-urusan berkaiatan internal divisi atau departemen. Tapi sekali lagi, lembaga ini harus berjalan secara seimbang. Tak hanya fokus pada proker, pun juga tidak terlalu fokus pada urusan ukhuwah, dan asupan tsaqofah dan jasadiyah.

Jadi ketika merasakan kesendirian dalam kepengurusan, saya rasa wajar-wajar saja. Baik itu pemimpin lembaga atau pemimpin departemen. Karena dalam beberapa wilayah dia harus mengkonsep untuk berjalannya lembaga secara seimbang. Oleh karena itu, asupan gizi dalam wilayah ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah menjadi wilayah yang sangat penting. Semakin sibuk, justru seharusnya semakin rutin asupan gizinya, agar tidak kering seperti filosofi sebuah lilin. Sangat disayangkan sekali jika kemudian hal ini menyebabkan kondisi kita menjadi futur. Jika kita futur, bagaimana dengan jundi-jundi kita nanti. Nah, harus ada jadwal dan mutabaah untuk mengontrol asupan gizi kita.

Akhi... Pesanmu sangat berharga bagiku. Dalam beberapa paragraf ini, inginku bagi dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar