Kamis, 02 April 2015

Kontradiktif!



Sangat kontradiktif rasanya!

Ada pertanyaan yang diajukan padaku saat menjalani proses seleksi DM3 lalu. “Apa yang memotivasi anda untuk mengikuti DM3?” Yang aku ingat saat itu, sepertinya jawabanku tidak menjawab pertanyaan itu.
“Sebelumnya saya mau bicara jujur. Jujur sebenarnya saya sangat berminat untuk mengikuti DM3. Tapi ada hal yang menjadikan keberminatanku iyu luntur dan akhirnya membuatku harus mengurungkan niat itu. Persoalan akademik yang sampai hari ini terbengkalai! (Dalam hati berkata, aku serasa amat tak bertanggung jawab. Padahal ini adalah amanah dari ibu dan bapak). Meski padaakhirnya karena dorongan beberapa orang, akhirnya aku memberanikan diri untuk mendaftar dan mengikuti prosesnya.”
Kira-kira sebuah jawaban yang sedikit menggambarkan bagaimana gejolak hati yang merasa amat tak seimbang dengan aktivitasku. Benar saja. DM3 yang aku ikuti ternyata banyak mengulas tentang persoalan yang ada di Indonesia dan hal pertama dan utama yang dibicarakan berulang-ulang adalah tentang perbaikan diri. Aku berontak berkali-kali di dalam hati. “Ada hal yang belum selesai pada dirimu, Rakhyan”. Mungkin akhirnya dalih pengorbanan menjadi andalan untuk berkilah. Membenarkan segala kemalasan yang membuat semuanya jadi tak seimbang.
Begitu aktif rasanya jasad ini mondar-mandir menghadiri berbagai macam acara. Baik sebagai pembicara ataupun peserta. Tapi persoalan pribadi terabaikan bahkan kadang terlupakan. Mungkin beberapa kawan yang pernah berkunjung ke kamar kosku dulu bias mengamini, seberapa besar rasa malas orang ini. Amat berantakan! Tidak mencerminkan sebagai orang yang dikatakan aktivis.
Belum lagi kadang saat menjalankan amanah, kadang masih setengah hati. Bagaimana mungkin Allah memberikan keberkahan jika aktivisnya justru menghijabnya dengan kemalasan. Mungkin benar kata-kata bijak ini, "Al-Islam mahjubun bil muslimin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar